Medha.id. Hari ketiga pelaksanaan, Solo International Performing Arts (SIPA) menggandeng 20 delegasi. Sajian karya ke-20 seniman dalam negeri maupun mancanegara tersebut menjadi penutup SIPA 2020 pada Sabtu ini. Setelah mampu menghadirkan total lebih dari 44.000 penonton pada hari – hari sebelumnya, virtual festival SIPA hari ketiga kembali digelar mulai pukul 17.00 – 22.00 WIB secara live streaming di Youtube Channel: SIPA FESTIVAL.
Diawali oleh karya “Feeling The Present” oleh Cristina Duque, tampilan virtual festival hari Sabtu ini merepresentasikan kolaborasi Indonesia dengan mancanegara, salah satunya negara Ecuador. Tak kalah, berbagai penampil dalam negeri dari berbagai daerah juga turut membawa karya asli Indonesia untuk diperkenalkan melalui SIPA 2020. Para seniman tersebut adalah WaJiwa dari Bandung, Sanggar Pesona Rumpun Pesisir Bencoolen dari Bengkulu, Tri Anggoro dari Yogyakarta, dan lain sebagainya. Adapun delegasi dari Karanganyar, Enno Dance akan menyajikan karya berjudul “WOMB” secara langsung di studio.
Beberapa delegasi luar negeri juga ikut serta memeriahkan hari terakhir pelaksanaan SIPA tahun ini. Negara-negara seperti Malaysia, Cina, Taiwan, Korea, hingga Ecuador turut menyuguhkan sajian khasnya secara virtual.
Maskot SIPA 2010 sekaligus seniman keroncong asli Solo, Sruti Respati kembali menjejaki panggung SIPA sebagai penampil penutup. Sruti akan menampilkan karyanya secara live di studio. “Tahun 2020 ini saya kembali ke rumah saya, yaitu SIPA. Seperti halnya orang yang bekerja merantau, ketika kembali ke rumah tentu ada perasaan suka cita, perasaan bahagia,” ungkapnya. Sruti juga berharap, SIPA di masa depan dapat menjadi rumah dan ruang bagi seniman-seniman lain untuk menyalurkan ide kreatifnya dan menjadi alternatif suguhan dunia.
Dengan ditutupnya SIPA 2020, maka berakhir pula rangkaian acara dalam memeriahkan virtual festival ini, seperti lelang barang seni, pojok donasi, serta SIPA Mart 2020. Melalui tema “Recognition and Acceleration”, SIPA 2020 memberikan apresiasi kepada para seniman yang terus berupaya melestarikan seni di tengah percepatan dan kemajuan zaman.