Sepotong San Fransisco di Jembatan Barelang Batam

0
280

Medha.id. San Fransisco dan matahari selalu mencerminkan Amerika yang klasik. Ketidakhadiran embun di pagi hari bahkan tidak pernah membuat si empunya jembatan legendaris Golden Gate itu kehilangan kesempurnaan sebagai kota zaman dulu dengan matahari yang hangat.

Serupa tapi tak sama, turis barangkali akan terserang deja vu manakala mampir ke sebuah jembatan bernama Barelang di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Dengan sepenggal kisah tentang Golden Gate, jembatan Barelang boleh jadi akan mengingatkan tentang betapa hangatnya wisata mengejar matahari di negeri tropis.

Sebagai kota transit, Batam dengan kesahajaannya menawarkan kisah tentang jembatan sepanjang 642 meter layaknya sepotong San Fransisco di Indonesia.

Jembatan Barelang yang diprakarsai oleh B.J. Habibie di tahun 1991 ini menjadi ikon dan landmark Batam kini. Namanya diambil dari singkatan BAtam, REmpang, dan gaLANG sertadifungsikan untuk menghubungkan tiga pulau besar tersebut, dan beberapa pulau kecil yang termasuk dalam Kepulauan Riau.

Selain mirip Golden Gate yang ada di San Fransisco, California, Amerika Serikat, dalam ukuran mini, Jembatan Barelang juga terlihat begitu menawan dengan latar belakang pemandangan laut yang berwarna biru dan pulau-pulau kecil di sekelilingnya.

Bila biasanya para fotografer mengabadikan Barelang dari sisi sebelah kiri atau persisnya berada di ikon miniatur Jembatan Barelang, sesekali patut dicoba berburu matahari terbit (sunrise) dan mengabadikan jembatan yang terlihat paling megah dan besar di antara lima jembatan lainnya di Batam ini dari sisi kanan.

Butuh trekking sekitar 1 kilometer ke sisi kanan Barelang, menyusuri tepian laut hingga akhirnya bisa melihat Barelang secara menyeluruh.

Untuk mengabadikan sunrise di sana, traveler harus berangkat sejak pagi, sekitar pukul 4.30 WIB. Maklum jarang ada kendaraan dari Kota Batam ke Barelang sejauh kurang lebih 15 kilometer dan menempuh 30 menit perjalanan. Matahari akan terbit sekitar pukul 05.50 WIB.

Transportasi yang digunakan bisa menggunakan transportasi online atau menunggu angkutan umum Damri yang melintasi Barelang.

Selepas asik berburu matahari terbit tidak ada salahnya mencicipi kuliner khas Kota Batam. Kuliner ini juga sudah terkenal dikalangan traveler, namanya Sup Ikan Yong Kee Istimewa yang berada di komplek Nagoya City Centre Blok E No 8-9, Nagoya, Batam.

Rumah makan ini buka setiap hari pukul 08.00-22.00. RM Yong Kee menjual aneka olahan seafood, namun yang menjadi menu andalan adalah sup ikan yang berbahan dasar ikan tenggiri.

Ikan tenggiri yang disajikan sungguh lembut dan nikmat. Tak mengherankan karena rumah makan ini mengolahnya dari bahan baku ikan tenggiri yang masih segar. Kuah dengan bumbu yang tidak terlalu tajam juga menambah kesegaran dan makin menonjolkan rasa asli dari ikan. Maka sulit bagi siapapun untuk melupakan Batam, sejuta pesona dari kota transit dengan matahari tropis yang hangat.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwsata, Guntur Sakti di Batam, Minggu (21/4/2019) mengatakan, keindahan Kota Batam menjadi daya tarik sendiri bagi para pencinta fotografi. Mulai dari lanskap yang indah hingga panorama alam yang menawan.

“Lanskap di Kota Batam, tidak hanya indah di pandang. Tetapi indah juga di kamera. Jadi para traveler mari datang ke Batam, abadikan dan sebarkan di sosial media,” kata Guntur.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here