Medha.id. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengharapkan Yogyakarta International Airport (YIA) mampu berkontribusi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta, Borobudur, dan sekitarnya.
Berdiri di atas lahan seluas 219.000 meter persegi, Yogyakarta International Airport diharapkan dapat menampung hingga 20 juta penumpang per tahun. Sementara Bandara Internasional Adi Sucipto yang selama ini digunakan, hanya memiliki luas 17.136 meter persegi dan menampung 1,7 juta penumpang pertahun.
“Jadi hitung-hitungan yang ada di sini sekarang penumpang 8,4 juta per tahun. Kapasitas (YIA) ini 20 juta. Ada sebuah kelonggaran yang sangat besar, kurang lebih 11 juta kelonggaran kapasitas. Sehingga itu yang harus diarahkan, agar penerbangan-penerbangan baru, slot-slot diberikan kepada penerbangan yang membawa turis sebanyak-banyaknya ke Yogyakarta dan sekitarnya,” ujar Presiden Joko Widodo saat meninjau langsung Pembangunan YIA, pada Jumat (31/1/2020) di Kulon Progo, Yogyakarta.
Selain kemampuan menampung jumlah penumpang dengan kapasitas besar, Yogyakarta International Airport juga dinilai Presiden berpotensi menambah jumlah direct flight dan seat capacity ke Yogyakarta.
“Saya melihat akan terjadi peningkatan arus turis ke sini karena slot penerbangan semakin banyak dan bandaranya sangat besar. Sehingga, ada pilihan-pilihan bagi penerbangan jarak jauh untuk turun langsung di Yogyakarta. Karena dulu (bandara) sudah penuh tidak bisa tambah slot untuk penerbangan baru,” jelas Presiden.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio menekankan perlunya penambahan jumlah seat capacity dalam meningkatkan jumlah wisatawan dan meraih target devisa 21 miliar dolar AS pada 2020. “Jumlah search tentang Indonesia sudah sangat tinggi, namun tidak berujung pada jumlah kunjungan yang besar karena akses direct flight yang tidak cukup atau tidak ada,” ujar Wishnutama.
Pada 2019, seat capacity ke Indonesia dari seluruh dunia sejumlah 25 juta seats. Pada kenyataannya seat capacity yang terpenuhi (load factor) hanya 76%.
Dengan begitu, Actual Seat Capacity Indonesia sejumlah 19,1 juta seats. Ditambah lagi dari Actual Seat Capacity tersebut, 5,5 juta merupakan WNI.
Maka dari itu jumlah Airline Seats untuk wisatawan asing ke Indonesia hanya 13,6 juta seats. Untuk itu, potensi YIA dalam menambah direct flight dan seat capacity ke Yogyakarta sangat diharapkan.
Ditargetkan YIA beroperasi secara penuh pada 29 Maret 2020, nantinya seluruh penerbangan di Bandara Adi Sucipto akan dialihkan ke YIA, kecuali penerbangan yang menggunakan pesawat propeller/baling-baling dan jet pribadi.
Proyek Manager Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Taochid P.H. menambahkan pada Maret nanti rencananya akan ada 112 penerbangan yang beroperasi di YIA. “Saat ini slot airlines yang sudah mengajukan ada 96 flight, ditambah 16 existing flight yang sudah beroperasi. Jadi pada Maret nanti ada 112 flight di YIA,” jelas Taochid P.H.
Resmikan Lintas Bawah YIA
Untuk meningkatkan layanan transportasi menuju dan dari Bandara Internasional Yogyakarta, Presiden Joko Widodo juga meresmikan lintas bawah bandara.
Terowongan sepanjang 1.3 km, merupakan terowongan terpanjang di Indonesia yang menghubungkan Purwokerto dan Yogyakarta, serta memperlancar arus lalu lintas warga Kulon Progo dan sekitarnya. Sebab, pembangunan YIA memotong ruas jalan Pansela sebelumnya.
Presiden mengatakan, pembangunan lintas bawah tersebut nantinya dapat memberikan kontribusi terutama pada peningkatan turis menuju Yogyakarta, Borobudur, Prambanan, dan sekitarnya.
“Tinggal kita nanti menyelesaikan layanan transportasi antarmoda yang interkoneksi sehingga masyarakat memiliki pilihan-pilihan. Ada opsi yang bisa dipilih dalam rangka pelayanan kepada turis dan masyarakat,” jelas Presiden.
Selain meresmikan lintas bawah dan meninjau YIA, dalam kunjungan kerjanya tersebut Presiden juga sempat melakukan wawancara bersama BBC di salah satu ikon destinasi wisata Yogyakarta, Candi Prambanan.
Pada kunjungan kerja ke Yogyakarta, turut mendampingi sejumlah menteri seperti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Yogyakarta Hamengku Buwono X.