Medha.id. Setelah sukses menggelar kompetisi jazz online pertama pada tahun lalu,The Papandayan Internasional Jazz Competition (TPJC), salah satu program produk The Papandayan Jazz Management kembali digelar tahun ini.
TPJC adalah kompetisi band jazz internasional berkonsep hybrid yang diadakan secara virtual menggunakan platform konferensi online dan media sosial. Kompetisi ini terbuka untuk grup profesional dan amatir, dari segala usia di seluruh dunia dan menampilkan panel juri ternama.
Baca juga:
The Carnival Perluas Peluang Kerja Pelaku Parekraf Nganjuk
Musisi jazz dari seluruh dunia dapat menunjukkan bakat mereka dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan eksistensi mereka di industri pertunjukan jazz melalui kreativitas mereka, hanya dengan mengirimkan video secara online.
Berbeda dari tahun sebelumnya, pada tahun ini kompetisi terbagi menjadi dua kategori usia yakni Youth Jazz, usia dibawah 18 tahun dan Jazz Warrior untuk usia diatas 18 tahun. Kompetisi terdiri dari 3 babak, yaitu penyisihan, semifinal dan grand final.
Baca juga:
Mensos Berikan Perhatian Yang Besar Pada Keluarga Korban Kanjuruhan
Pendaftaran TPJC dibuka pada tanggal 10 Agustus 2022 dan penutupan pendaftaran pada 31 Oktober 2022 nanti. Untuk proses penyeleksian peserta, TP Jazz Management mengundang musisi jazz kelas dunia, Ben Van Gelder, juga masuk di antara jajaran Dewan Juri antara lain Dwiki Dharmawan, Eq Puradireja, Venche Manuhutu dan seniman senior Bandung, Hari Pochang.
Selain berkesempatan tampil di TPJF 2023, pemenang juga akan memperebutkan total hadiah sebesar 100 juta Rupiah, piala berlapis emas dan sertifikat, recording deals, dan kolaborasi dengan musisi dunia ternama. Panduan dan informasi untuk bergabung di TPJC dapat diakses melalui www.tpjazzfest.com
Baca juga:
Yoona Luncurkan Varian Pembalut Organik Ramah Lingkungan
Seperti tahun sebelumnya, tahun ini TPJC kembali mendapatkan dukungan dari Pusat Kebudayaan Kerajaan Belanda Erasmus Huis. Erasmus Huis sudah sejak 2018 mendukung The Papandayan Jazz Fest, melalui dukungannya terhadap musik Erasmus Huis ingin memberikan ruang bagi seni, seniman dan kelompok Indonesia sehingga kegiatan ini bisa menjadi perekat hubungan antara kedua bangsa.