Medha.id. Kabupaten Belitung yang didorong menjadi salah satu dari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata terus memperbaharui berbagai atraksi dan amenitas. “Belitong menuju Smart Tourism” menjadi tema yang didorong untuk menjadikan kawasan yang memiliki Geopark Nasional itu semakin dikenal wisatawan mancanegara.
“Belitung sudah kita tetapkan sebagai Geopark Nasional, dan sekarang sedang dipersiapkan menuju Geopark Global. Seminar Nasional ini akan menambah cepat spirit Belitung menuju UNESCO Global Geopark (UGG),” ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya saat melakukan kunjungan kerja ke Belitung, Selasa (29/1/2019).
Menpar Arief juga mengatakan bahwa nilai ekonomi pada setiap pengembangan Geopark agar dapat menjadi destinasi pariwisata yang sustainable dan self financing atau swadana.
Tidak hanya itu, Implementasi Smart Tourism yang dilakukan di Kementerian Pariwisata, sekaligus merubah mindset. Sekaligus menjadi model untuk menjalankan pemerintahan dan strategi kebijakan yang mengimplementasikan kemajuan teknologi digital terkini.
“Hal ini, dikarenakan penilaian dan pengembangan Geopark masih belum mengedepankan nilai keekonomiannya. Penggunaan digital menjadi cara yang tepat untuk memajukan pariwisata,” kata Arief Yahya.
Dalam kunjungannya ke Belitung, Menpar Arief Yahya meresmikan atraksi dan amenitas di sana. Mulai dari Geo Theater Alam Rimba, Destinasi Digital-Pasar Rimba Alam Bahagia, Dive Center dan salah satu amenitas baru di sana yaitu Swiss Belresort Hotel Tanjung Binga.
Pasar Rimba sendiri merupakan destinasi digital yang dikembangkan oleh pemerintah daerah beserta masyarakat dan didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata. Destinasi digital yang mengusung konsep vegetarian ini berada di Desa Kacang Butor, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung dan buka setiap hari Minggu.
Kunjungan Menpar ke Belitung salah satunya meresmikan Diving Center, Tanjung Binga, Kabupaten Belitung, Selasa (29/1). Hamparan pasir putih dan pesona bawah laut yang luar biasa menjadi salah satu kekuatan dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke kabupaten Belitung, untuk itu Diving Center sudah menjadi sebuah kebutuhan.
“Hal ini juga sebagai upaya memperkuat unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) khususnya unsur atraksi budaya (culture), alam (nature) dan buatan manusia (manmade) sebagai bagian penting dalam mengembangkan destinasi,” kata Menpar Arief Yahya.
Selain atraksi dan amenitas, unsur aksesibilitas terutama konektivitas penerbangan langsung dari negara-negara sumber wisman ke Belitung menjadi hal sangat penting. Ini menjadi program utama pemerintah untuk menjadikan Bandara H.A.S Hanandjoeddin di Tanjung Pandan Belitung sebagai bandara internasional.
Sebelumnya Bandara H.A.S Hanandjoeddin hanya didarati oleh pesawat charter flight dari Malaysia dan Singapura. Sementara itu, Garuda Indonesia telah terbang secara reguler 4 kali seminggu dari Singapura (Sin)-Tanjung Pandan (TJQ) Belitung- Singapura (Sin).
“Konektivitas penerbangan langsung ini akan mempercepat terwujudnya Tanjung Kelayang menjadi destinasi kelas dunia,” kata Arief Yahya.