Ia pun berharap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Yogyakarta dapat terus berkembang dan bangkit dari pandemi COVID-19. Oleh karena itu, implementasi dari tiga pilar utama Kemenparekraf yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi harus dilakukan. Disertai dengan pendekatan 3G ‘gercep’ gerak cepat, ‘geber’ gerak bersama, dan ‘gaspol’ garap semua potensi untuk menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.
Baca juga:
Nikmati Berbagai Promo Menarik di Grand Dafam Ancol Jakarta
Sementara, Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta, Alia Swastika, mengungkapkan bahwa Biennale Jogja kali ini menjadi istimewa karena menandai satu dekade Biennale Jogja seri khatulistiwa, yang dimulai sejak 2011. Untuk itu, diselenggarakan pula pameran arsip yang menampilkan kembali serpihan artefak dan catatan tentang bagaimana Yayasan Biennale Yogyakarta tumbuh dan berkembang dalam ekosistem seni di Yogyakarta dan di kawasan Global Selatan.
“Biennale Jogja tahun ini menjadi penutup dari rangkaian seri Ekuator. Tentu akan ada kejutan-kejutan lainnya dari Yayasan Biennale Yogyakarta,” ujarnya.
Baca juga:
Aturan Ketat Karantina Wisman Diprediksi Membuat Sepi Penonton WSBK
Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 sendiri menyuguhkan berbagai program pameran yang menarik, sepertu Pameran Utama di Jogja National Museum menampilkan karya dari lebih 30 seniman Indonesia dan mancanegara. Selain pameran utama, terdapat juga Pameran Arsip di Taman Budaya Yogyakarta yang menampilkan arsip-arsip dalam format yang berbeda, berubah menjadi pertunjukan, instalasi, dan bentuk lainnya.