Lebih lanjut, Menparekraf Sandiaga Uno menyatakan bahwa saat ini ada pegeseran paradigma ke arah pembangunan pariwisata berkualitas yang lebih fokus pada pariwisata berkelanjutan. “Berarti kita harus punya penyediaan infrastruktur dasar dan penunjang pariwisata,” tandasnya.
Seiring dengan gencarnya pengembangan desa wisata, salah satu sarana penunjang pariwisata yang juga dipacu adalah pengembangan akomodasi berupa homestay.
Baca juga:
Intip Isi Kotak Smartphone Flagship Mid-range realme 9 Pro Series
Guna mendukung hal tersebut, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF sejak 2018 menyalurkan pembiayaan homestay. Direktur Operasional dan Keuangan SMF Trisnadi Yulrisman mengatakan, pembiayaan homestay menyasar seluruh pegiat pariwisata di desa wisata.
“Mereka bisa menggunakan dananya untuk membangun homestay, merenovasi rumah atau kamar yang bisa digunakan wisatawan,” ujarnya pada kesempatan yang sama.
Trisnadi membeberkan, dana yang dialokasikan untuk program ini mencapai Rp20,2 miliar dan telah terealisasi sekitar Rp8,2 miliar dengan jumlah 100 debitur. “Kami menetapkan suku bunga yang sangat rendah yaitu flat dan fix 3% per tahun, dengan plafon maksimal Rp150 juta per rumah dan tenor 1-10 tahun,” jelas dia.
Baca juga:
Hotel Dafam Pacific Caesar Surabaya Tawarkan Promo Valentine
Trisnadi menambahkan, saat ini terdapat 12 desa wisata yang sudah menerima fasilitas pembiayaan dari SMF. Antara lain Desa Wisata Samiran, Nglanggeran, Kuta Mandalika, Sembalun, Mertak, Bangsring.
Untuk tahun ini, perseroan negara menyasar lima lokasi baru, di antaranya di Likupang, Labuan Bajo, Banda Naira hingga Papua.
Sementara itu, Ketua Forwaparekraf Issa Abdul Bari mengatakan, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sebanyak 272,2 juta jiwa, sudah semestinya wisnus menjadi penggerak utama pariwisata di Tanah Air.
Terlebih dengan banyaknya daya tarik dan objek wisata baru serta program desa wisata yang tengah digalakkan di Indonesia, potensi pasar wisnus ke depan masih sangat menjanjikan. “Forwaparekraf memahami bahwa pemerintah tidak bisa sendirian dalam upaya mendulang dan mengoptimalkan pergerakan wisnus ini. Perlu sinergi dan kolaborasi yang baik diantara semua stakeholders pariwisata dan industri pendukungnya,” tandasnya.