Medha.id. Pertamina kembali melatih 180 pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari berbagai daerah agar sukses dalam berbisnis di media sosial, terutama Instagram. Pelatihan yang dilakukan secara daring ini diinisiasi oleh Pertamina dan Tim Rumah Kreatif BUMN (RKB) Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pekan lalu, dengan tema “Laris Manis Jualan via Instagram”.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, Pertamina terus meningkatkan kapasitas mitra binaan Pertamina agar bisa bangkit pasca Covid-19.
“Sebagai BUMN, Pertamina terus berkomitmen untuk membina dan mengembangkan UMKM sebagai sokoguru perekonomian bangsa agar terus adaptif dan inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi,” ujar Fajriyah.
Pelatihan ini diisi oleh Frengklin Matatula, seorang pakar IT Development, Website, & Aplikasi Mobile. Para peserta antara lain dilatih teknik penyampaian pesan kepada followers Instagram seperti pengaturan konten, visualisasi, size, dan rasio foto di feed maupun story.
Frengklin Matatula menjelaskan, konten yang disajikan haruslah memberikan visual menarik dan penjelasan yang detail dimana nantinya konten tersebut harus diupload secara rutin minimal 1-2 konten sehari, lalu diberikan hashtag yang relevan dengan produk yang dipromosikan.
Menurut Frenklin, selain isi dari kontennya, size dan ratio foto juga perlu diperhatikan. Size dan ratio yang ideal untuk membuat feed adalah 4:5 sedangkan untuk story adalah 9:16.
Para pelaku UMKM juga dapat memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang ada di App Store / Play Store seperti SCRL, Storylab, Hype Type, dan Unfold, untuk membantu mempercantik foto yang akan diupload.
Para pelaku UMKM dapat mencari referensi konten yang menarik dari mana saja, salah satunya melalui fitur explore di Instagram yang dapat diedit untuk menyeleksi konten mana yang disukai. Selain mampu menyediakan berbagai referensi konten, fitur explore ini juga dapat memperluas kesempatan kolaborasi dengan content creator, serta mengetahui tren yang saat ini sedang hits di media social.
Social Media saat ini, lanjut Frengklin berperan penting dalam penjualan produk UMKM. Namun untuk optimalnya penjualan produk, disamping konten yang bagus dan menarik, jumlah “followers” juga sangat menentukan jumlah penjualan produk di Instagram. Jumlah followers yang dimaksud tentunya harus followers yang organik atau followers dengan akun yang real.
“Hindari membeli followers fiktif untuk menunjukkan seolah-olah followers instagram sudah banyak,” ujar Frengklin.
Respon para pelaku UMKM atas diadakannya pelatihan daring ini sangat bagus. Mereka sangat antusias dalam mengikuti pelatihannya dan berharap kedepannya akan lebih banyak pelatihan yang diadakan.
Seperti yang dituturkan oleh Siti Muslichaatun, salah satu peserta pelatihan dari Palangkaraya. Menurutnya, pelatihan seperti ini agar rutin diadakan sehingga pelaku UMKM seperti dirinya bisa terus berkembang dan inovatif terutama dalam memasarkan produknya.