Medha.id. Sekolah Tinggi Manajemen IPMI melalui Innolab terus mendorong kreativitas dan inovasi para mahasiswa melalui inkubasi bisnis yang akan mengkurasi ide startup (bisnis rintisan) mahasiswa secara maksimal.
“Mahasiswa IPMI telah dibekali ilmu pebisnis sukses sejak menginjakkan kaki di Kampus Kalibata, Jakarta Selatan. Maka dari itu, Sekolah Tinggi Manajemen IPMI berkolaborasi dengan Innovesia dalam mengembangkan pusat inovasi dan inkubator bernama Innolab,” kata Ketua Sekolah Tinggi Manajemen IPMI Prof. Aman Wirakartakusumah pada penandatanganan nota kesepahaman antara IPMI dan Innovesia pada Jumat, 21 Februari 2020, di Puridani, Kampus IPMI, Jakarta Selatan.
Co-Founder & Partner Innovesia Danny Kosasih mengatakan, pihaknya merupakan akselerator startup dan korporasi yang memiliki tujuan untuk menciptakan solusi dan inovasi. “Innolab didirikan sebagai ‘pusat keunggulan’ dalam mengembangkan kapasitas dan kompetensi siswa, dosen, komunitas, UKM & perusahaan, dan lembaga pemerintah dalam mengembangkan inovasi,” ujarnya.
Danny menjelaskan bahwa Innolab dapat digunakan sebagai wadah dan laboratorium untuk mengkurasi ide bisnis, penelitian, eksperimen, dan eksplorasi yang difasilitasi oleh teknologi terbaru berbasis revolusi industri ke-4. Dengan adanya InnoLab, diharapkan para startup dapat mengembangkan inovasi secara maksimal yang dapat memberikan perubahan positif bagi lingkungan sekitar.
Prof. Aman menambahkan, selain menjunjung Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat, IPMI juga berkomitmen mengedepankan asas Penelitian dengan menghadirkan InnoLab yang akan menjadi sarana bagi civitas akademika IPMI untuk riset dan pengembangan. IPMI juga berkomitmen mempererat jaringan di industri (lokal dan multinasional) dan Pemerintah-pemerintah Daerah (Pemda) di Indonesia dan menghantarkan ke pasar tersebut pada masa post inkubasi.
“Ini adalah komitmen Sekolah Tinggi Manajemen IPMI juga sebagai Sekolah Tinggi untuk berkontribusi kepada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs),” imbuhnya.
Saat ini pemerintah Indonesia secara aktif mendukung startup teknologi sebagai bagian dari strategi dan rencana pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah Indonesia percaya bahwa startup teknologi dapat meningkatkan lapangan pekerjaan, penilaian pasar, dan peningkatan penerapan teknologi di Indonesia. Peresmian “Making Indonesia 4.0” oleh Kementerian Perindustrian merupakan langkah untuk bertekad kuat dalam menerapkan Industry Revolution 4.0 (IR4) di Indonesia. Kementerian Perindustrian telah menyusun roadmap yang disusun sebagai dasar bagi seluruh kepentingan, terutama pelaku industri untuk meningkatkan dan menuai manfaat dari penggunaan IR4 di Indonesia.
Namun, berdasarkan beberapa penelitian, tingkat keberhasilan startup teknologi cukup rendah. Sebagian besar berjuang untuk bertahan hidup saat memasuki tahap inkubasi. Hambatan yang dihadapi oleh para startup antara lain akses terhadap jaringan modal, adopsi teknologi, penyerapan pasar, kualitas mentor, dan minat investor. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Innovesia pada tahun 2018 kepada 42 startup di Indonesia, ditemukan bahwa sebagian besar inkubator teknologi tidak menyediakan teknologi IR4, serta kurangnya penyediaan teknologi IR4 di fasilitas pemerintah atau laboratorium.
Sebagian besar teknologi IR4 digunakan di perusahaan dan universitas. Oleh sebab itu, inkubator teknologi berbasis Universitas perlu menyediakan informasi, edukasi, mentor yang berpengalaman, serta fasilitas atau peralatan yang dapat mendukung startup pada saat proses inkubasi.