Perjalanan ini meningkatkan kualitas pengalaman berwisata bagi wisatawan dengan memiliki unsur edukasi, experience, dan entertainment, serta memperbaiki kualitas storytelling, dimana peserta diajak untuk merasakan pengalaman dan memperoleh pengetahuan yang terekam di relief Candi Borobudur yang dikemas ke dalam jalur wisata 9 subtema.
“Ini merupakan program prioritas nasional di kawasan Candi Borobudur. Bahwa melihat Borobudur harus lebih dari bangunannya, tapi bahwa relief-relief yang ada menunjukkan betapa besarnya bangsa Indonesia khususnya masyarakat sekitar Borobudur. BToC menjadi diversifikasi produk wisata untuk meningkatkan kegiatan masyarakat, juga mengurangi beban dari candi itu sendiri yang harus dijaga kelestariannya,” kata Rizki Handayani.
Baca juga:
Nuanza Hotel & Convention Hadir di Cikarang Dengan Fasilitas Bintang 5
Saat ini baru terdapat 9 subtema dengan melibatkan 15 desa wisata di sekitar Candi Borobudur. Ke depannya, pola-pola perjalanan yang didasarkan cerita relief Candi Borobudur akan terus dikembangkan sehingga akan lebih banyak melibatkan masyarakat di desa-desa wisata.
Senada dengan Rizki Handayani, Hari Setyawan dari Balai Konservasi Borobudur, mengatakan, Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia tidak hanya terfokus pada bangunan candi, tapi juga kawasan di sekitarnya.
“Kawasan di sekitar Borobudur itulah yang juga sebenarnya jadi warisan budaya dunia yang ditetapkan oleh UNESCO. Ini sangat penting untuk pengembangan pariwisata, khususnya di zona 3 Borobudur. Pelestarian cagar budaya adalah perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan sebagai keniscayaan. Pemanfaatan cagar budaya ini diharapkan bisa menyejahterakan masyarakat,” kata Hari Setyawan.
Baca juga:
TTC Indonesia Kembali Hadirkan Travel Mart Secara Virtual
Sementara Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB), Indah Juanita, mengatakan, pihaknya akan mendukung dengan memberikan pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Sehingga pengembangan pola perjalanan wisata di kawasan Candi Borobudur ke depan akan semakin baik.
“Manajemen yang baik akan membuat kita tumbuh bersama. Badan Otorita Borobudur akan bersama-sama membantu mengembangkan pola perjalan di seluruh area,” kata Indah Juanita.