Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang juga sebagai Ketua GIPI, Hariyadi Sukamdani, mengatakan daya beli masyarakat masih menjadi kendala dalam meningkatkan pariwisata dalam negeri. “Tantangan kita bagaimana daya beli masyarakat tahun depan lebih baik. Untuk ini perlu upaya bersama agar tidak stagnan,” kata Hariyadi Sukamdani.
Hariyadi Sukamdani berharap agar pemerintah bersama pelaku usaha airlines domestik bisa menurunkan harga tiket pesawat di dalam negeri yang sampai saat ini dinilai oleh Masyarakat masih mahal dan tidak terjangkau oleh wisatawan. “Kami menyambut positif upaya pemerintah untuk mendorong wisnus melakukan perjalanan darat. Misalnya, dari Palembang (Sumatra)-Jawa-Bali yang saat ini sudah terhubung jalan tol,” kata Hariyadi.
Baca juga:
Yuk Nikmati Lezatnya All You Can Eat di NEO+ Green Savana
Hariyadi mengatakan, hal penting adalah meninkronkan program promosi bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha industri pariwisata agar dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
Hariyadi mencontohkan program Kharisma Event Nusantara (KEN di antaranya event Kasodo di Gunung Bromo, Jawa Timur punya potensi besar untuk mendatangkana wisatawan, karena kurang dipromosikan, sehingga tidak banyak menandatangkan wisatawan ke destinasi wisata Malang Raya dan sekitarnya. Padahal bila event Kasodo itu dikemas dan dipromosikan dengan baik akan mendatangkan banyak wisatawan dan mengangkat okupansi hotel di sana.
Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Agustini Rahayu, yang mengatakan bahwa akan ada banyak tren pariwisata baru di tahun mendatang.
“Pada intinya wisatawan akan mencari pengalaman-pengalaman baru. Wisatawan akan meninggalkan konsep-konsep yang konvensional dan mencari new experience,” ujar Agustini Rahayu.
Baca juga:
Yuk Rayakan Malam Natal Bersama di The Alana Hotel & Conference – Sentul City
Sementara Director of Check-In Asia, Gary Bowerman, mengatakan Indonesia harus mulai menaruh perhatian besar terhadap pasar Tiongkok dan India. Kedua negara tersebut diperkirakan akan menjadi pasar dengan pertumbuhan tertinggi di tahun depan.
“Bagaimana menemukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat menarik minat wisatawan Cina dari berwisata hanya di dalam negeri, menuju pasar di Asia Tenggara terutama Indonesia,” kata Gary.