Para pelaku biasanya memperdaya korban, memanipulasi pikiran dan pandangan demi mendapatkan keuntungan berupa identitas pribadi. Untuk kemudian, dijelaskan lebih lanjut oleh Suluh setelah pelaku mendapatkan data atau berhasil menyadap smartphone mereka akan berpura-pura menjadi korban dan meminta uang kepada seluruh isi kontak yang ada.
Baca juga:
Inilah Tokoh Pelopor Penulisan Pariwisata Indonesia
“Penipuan seperti itu saat ini sudah marak terjadi. Untuk itu jangan pernah mau memberikan kode OTP apapun kepada orang lain. Atau mengklik hal yang mencurigakan,” tambahnya.
Menurut Suluh, taktik pelaku penipuan cenderung sama dan berpola. Yakni membuat korbannya merasa takut dan mempercayai segala bentuk ucapan mereka hingga akhirnya berempati dengan cerita bohong yang disampaikan.
Baca juga:
Tips Aman Berpetualang di Indonesia Selama Pandemi
“Pelaku memanfaatkan rasa takut dari korban dengan menggiring ke alamat lain untuk mendapatkan username dan password. Korban yang legah akan lupa diri untuk mengecek segala kebenaran dari sebuah jebakan,” tambah Suluh.