Medha.id. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio memberikan saran agar masyarakat aktif dan bersemangat terlibat dalam upaya pengembangan destinasi wisata di sekitar tempat tinggalnya.
Salah satu yang disarankannya yakni agar pengemasan masterplan suatu destinasi wisata disusun secara menarik sehingga bisa membuat masyarakat bergairah dan bersemangat untuk turut serta mengembangkan tempat wisata tersebut.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kepala Baparekraf) Wishnutama Kusubandio dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf)/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Waka Baparekraf) Angela Tanoesoedibjo, bersama jajarannya mengunjungi Destinasi Super Prioritas Borobudur dan sekitarnya pada Kamis (19/12/2019). Saat di DeLoano Glamping, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mereka saling berdiskusi bersama BOB dan pihak pemkab yang masuk dalam kawasan Destinasi Super Prioritas Borobudur.
Baca juga: HARRIS Vertu Harmoni & Yello Hotel Harmoni Jakarta Hadirkan Konsep 90’s saat Pergantian Tahun Baru
Direktur Utama Badan Otorita Borobudur Indah Juanita memaparkan gambaran Destinasi Super Prioritas Borobudur. Dia menjelaskan, Borobudur Highland akan menjadi suatu kawasan wisata yang lengkap dengan berbagai fasilitas.
“Ada villa, restoran, trek down hill, hingga amphitheater. Pembangunannya juga selaras dengan alam,” katanya.
Wishnutama mendengarkan dengan seksama. Namun dirinya memberikan masukan, agar rancangan induk atau masterplan suatu destinasi wisata ditampilkan dengan visual terbaik.
“Di setiap Badan Otorita dan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), saya mau untuk memberikan visualisasi terbaik. Tampilkan dengan 3D yang seolah nyata, supaya publik semangat,” katanya.
Dirinya menjelaskan, masterplan yang hanya berupa angka-angka akan membuat publik susah mencerna, mau jadi seperti apa tempat wisata tersebut. Dengan visual terbaik, nantinya akan memberikan imajinasi dan gambaran yang jelas.
“Makin mudah terbayang atau makin mudah mengimajinasikan, maka publik makin ‘excited’. Dari gubernur sampai masyarakat setempat akan makin bersemangat untuk saling bekerja sama. Karena mereka tahu, oh nantinya kayak begini lho,” paparnya.
Menurutnya, pengembangan suatu tempat wisata harus melibatkan masyarakat. Sebab, masyarakatnya sendiri yang akan menjadi pelaku wisata dan ekonomi kreatif. Masyarakatnya pula yang langsung merasakan pendapatan dari pariwisata.
“Pariwisata itu kan intinya memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat,” tegasnya.
Wishnutama memberikan pengalamannya saat merancang opening Asian Games 2019. Saat itu, dia menampilkan visualisasi berupa imajinasi lebih dulu baru teknisnya.
“Pada saat saya bikin opening Asian Games tidak teknis dulu, tapi imajinasinya dulu. Saya jelaskan dengan detail dan jadinya semangat. Itu namanya psikologi komunikasi,” tuturnya.
Memang, Badan Otorita akan mengeluarkan banyak biaya untuk menampilkan masterplan dengan bentuk visual. Tapi ke depannya, itu memudahkan Badan Otorita untuk mengembangkan rancangannya.
“Memang, cost animasi 3D mahal. Tapi percaya sama saya, setelah itu semua tugas akan lebih mudah,” tutupnya.