Menakar Dampak Resesi Ekonomi Terhadap Pariwisata Indonesia

0
326

Pariwisata Indonesia kurang di mata ASEAN

Presiden FATA/Astindo Pauline Suharno menilai Indonesia justru kurang fokus untuk mempromosikan diri di ASEAN. Menurutnya, pariwisata di Indonesia terbelakang dengan negara lain padahal Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata luar biasa.

“Kita kalah dengan Vietnam, sudah gunakan standar ASEAN. Indonesia baru  pakai standar ASEAN dibuat tim Indonesia,” kata Pauline di acara yang sama.

Baca juga:

Horison Hotels Group Hadirkan Horison Culinary Night Saat Imlek

Masih menurutnya, ada beberapa faktor ketika wisatawan memilih berwisata di negara ASEAN. Terlebih ketika pandemi menyerang. Ada hal yang menjadi pertimbangan terkait keamanan yang diacri para Wisman.

“Tiket penerbangan mahal. Lihat value uang, waktu yang dibuang, beberapa isu yang jadi concer wisman safety and security. Insentif negara lain berupaya banyak corporate insetif. Bandara memberikan insentif supaya maskapai mau terbang. di indonesia yang terjadi fliight approval sedikit slow,” tambah Pauline.

Baca juga:

Dafam Fortuna Jember Berikan Sentuhan Terbaru di Tahun 2023

Di sisi lain, pergerakan dunia perhotelan di Indonesia terus meningkat meski itu resesi ekonomi terus bergulir. Menurut CEO Artotel, Erastus Radjimin, untuk menumbuhkan destinasi wisata dibutuhkan pula pengembangan hotel yang memadai. Hal tersebut cepat ditangkap oleh Artotel grup saat membangun daerah Sanur dan kini menjadi destinasi wisata yang menarik serta kekinian.

“8 tahun lalu Sanur kebanyakan average demografi penduduk tinggal 50 tahun ke atas. Pertama kali kita bangun kita lumayan nekat. Kita dikasih komen banyak orang ‘lo bangun harusnya hotel orang tua jangan buat anak muda’ cuman kita tidak di situ. Kita bangun Artotel Sanur dengan konsep modern, Temporary, inspired local hotel. Saat itu kita kaget tiba-tiba demografi age mayoritas 30-40,” paparnya.

Baca juga:

ARCADIA by HORISON Mangga Dua Jakarta Hadirkan Paket BarongStay Saat Imlek

Masih menurutnya, transisi terjadi di Sanur secara perlahan. Kini, Sanur menjadi destinasi seperti Uluwatu.

“Itu kita lihat transisi Sanur pelan-pelan terjadi. Kebetulan kita lihat 8 tahun lalu kita lihatin Sanur berubah dari kasarannya untuk orang yang pensiun jadi happening banget. Jadi the next cangu as Uluwatu mulai banyak beach club, banyak mal retail kita berharap dari sisi perhotelan di Sanur, KEK Sanur akan melakukan gebrakan luar biasa as a mayo Clinic Hospital Greet tidak main-main. Di situ datangkan pasien dokter conferencess, perusahaan farmasi berpusat di Sanur. Sudah waktunya Sanur bangkit lagi,” paparnya.

Baca juga:

Starbuck Hadirkan Kombinasi Rasa Unik dan Inovatif di Produk Terbarunya

Pemerintah tahun ini menargetkan investasi mencapai Rp1.400 triliun. Upaya menarik investor di sektor pariwisata pun terus dilakukan, terutama investasi di 5 destinasi super prioritas dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata.

Pada kesempatan yang sama, Managing Partner Indies Capital Pandu Sjahrir mengatakan, ada dua hal yang menjadi pertimbangan investor untuk berinvestasi yaitu kestabilan politik dan pertumbuhan ekonomi secara riil termasuk inflasi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here