Kemenparekraf Himbau Pengelola Destinasi Perkuat CHSE Jelang Libur Sekolah

0
645
Kemenparekraf

Medha.id. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menekankan agar pengelola destinasi dan sentra ekonomi kreatif di berbagai daerah tanah air memperkuat penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability) dalam menghadapi lonjakan kunjungan wisatawan saat momen libur sekolah.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (19/6/2024), mengatakan bahwa dalam liburan tahun ajaran ini diprediksi akan ada peningkatan kunjungan sebesar 10 – 20  persen dari hari-hari biasa di berbagai destinasi wisata.

Baca juga: Subway Luncurkan SUBBITES Untuk Segala Acara

Oleh karena itu, diperlukan persiapan oleh pelaku industri maupun pengelola daya tarik wisata agar dalam menerima kunjungan wisatawan tetap memperhatikan faktor kenyamanan dan keselamatan, dengan senantiasa menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara ketat dan selalu menerapkan protokol kesehatan CHSE.

Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Menparekraf Nomor SE/9/DI.01.01/MK/2022 tentang Penyelenggaraan Berwisata yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan di Daya Tarik Wisata.

“Hati-hati pada potensi terjadi penumpukan di suatu tempat, maka ini harus dikelola dengan baik. Bisnis pariwisata itu bisnis persepsi, karena ketika orang-orang itu betul-betul merasakan suatu pengalaman, ketika tidak bagus pengalamannya, orang akan share tentang pengalamannya yang tidak enak,” kata Nia.

Baca juga: Menparekraf Optimis Investasi Pariwisata Meningkat Seiring Naiknya Peringkat TTDI

Nia juga mengimbau pengelola destinasi untuk memperhatikan pengunjung saat penyelenggaraan event yang melibatkan banyak orang ataupun kerumunan di lokasi wisata, dan memastikan penggunaan wahana atau atraksi wisata sesuai dengan kapasitas daya dukung. 

Lebih lanjut, Nia meminta pengelola daya tarik wisata agar menyediakan jalur evakuasi dengan memasang papan titik kumpul untuk mengantisipasi terjadinya bencana, serta memperhatikan perubahan cuaca dan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait potensi bencana alam dan menginformasikan hal tersebut kepada wisatawan, petugas, dan masyarakat sekitar destinasi wisata.

“Hal yang harus diperhatikan adalah memasang jalur evakuasi dengan memasang lokasi titik kumpul ketika terjadi bencana yang kita tidak diharapkan orang tahu harus kemana, direction-nya jelas,” kata Nia.

Baca juga: Aston Kemayoran Gandeng Komunitas Seni LSPR Jakarta Selenggarakan Art Exhibition

Menurut Nia, diperlukan juga koordinasi dengan berbagai pihak terkait agar suasana liburan di tempat wisata menjadi kondusif.

Kepada para orang tua juga diimbau untuk jeli dalam memilih tempat wisata bagi anak mereka berlibur dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan putra-putri mereka dan mengawasi dengan baik agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Bagi yang menggunakan bus untuk berwisata, jangan lupa cek kelayakan armada bus yang digunakan untuk berwisata, bisa cek kelayakan melalui aplikasi Spionam dengan mengunjungi https://spionam.dephub.go.id/,” kata Nia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here