Membangun Pariwisata Lestari yang Memberdayakan dan Menguntungkan

0
51

Daya Saing dan Positioning Destinasi

Praktik keberlanjutan di level bisnis juga berperan penting dalam memperkuat daya saing destinasi. Sejalan dengan itu, Yudhistira Setiawan, SVP Corporate Secretary Injourney, menyampaikan bahwa kekuatan Indonesia bukan hanya pada jumlah destinasi tetapi pada keunikan pengalaman yang ditawarkan.

“Indonesia memiliki aset pariwisata terbesar di Asia Tenggara, tetapi angka kunjungan kita masih tertinggal dibandingkan Thailand dan Malaysia. Untuk itu, setiap destinasi perlu memiliki positioning yang jelas dan berdaya saing,” ujarnya.

Baca juga: FORILNAS II LAFKESPRI Komitmen Tingkatkan Mutu Layanan Melalui Akreditasi Kesehatan

Yudhistira menjelaskan bahwa Injourney kini berfokus pada pengembangan lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yaitu Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang. Lima pilar pengembangan yang menjadi acuan mencakup atraksi dan program, konektivitas, infrastruktur dan amenitas, pariwisata berkelanjutan, serta people and hospitality. Pendekatan ini diharapkan menciptakan ekosistem pariwisata yang inklusif, produktif, dan ramah lingkungan.

Tren dan Tantangan di Asia Pasifik

Gambaran tren wisata di Asia Pasifik memperlihatkan arah baru yang mendukung tema keberlanjutan. Berdasarkan hasil survei JLL Indonesia terhadap 1.000 responden Gen Z dan milenial, wisata berbasis alam, budaya autentik, wellness, dan kuliner menjadi pilihan utama.

Baca juga: Indonesia Gaungkan Pariwisata Bahari, Kuliner dan Wellness di ITB Asia 2025

“Generasi muda mencari pengalaman yang bermakna, bukan sekadar destinasi populer. Mereka ingin dekat dengan alam, sejarah, dan komunitas lokal,” jelas Vivin Harsanto, Executive Director dan Head of Strategic Consulting JLL Indonesia.

Namun, ia menambahkan bahwa daya tarik destinasi saja tidak cukup. Tantangan masih datang dari sisi konektivitas, infrastruktur, hingga akses digital dan sistem pembayaran di daerah terpencil. “Calon wisatawan kini lebih sensitif pada value for money. Kita harus memastikan Indonesia kompetitif, tidak hanya indah, tetapi juga mudah diakses dan layak dikunjungi,” ujarnya.

Selain konektivitas, kualitas akomodasi dan hiburan juga perlu ditingkatkan agar pengalaman wisatawan menjadi lebih utuh dan berkesan.

Baca juga: Aston Kemayoran City Hotel Suguhkan Pengalaman Menikmati City Light Jakarta Dengan BBQ Night In The Sky

Kolaborasi Sebagai Kunci

Melalui ITO 2026, Forwaparekraf menegaskan bahwa keberlanjutan bukan sekadar wacana, melainkan arah baru bagi industri pariwisata Indonesia. Pertumbuhan ekonomi tetap menjadi tujuan, tetapi harus berjalan seiring dengan tanggung jawab sosial dan kelestarian lingkungan.

Acara ini terselenggara atas dukungan Kementerian Pariwisata, Artotel Group, Artotel Harmoni Jakarta, Indofood, Kokola, Tekko, dan InJourney Hospitality. Sinergi lintas sektor inilah yang diharapkan dapat menjadi fondasi bagi ekosistem pariwisata Indonesia yang lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan ke depan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here