Seperti diketahui, Desa Wisata Huta Tinggi yang berada di kawasan Danau Toba ini termasuk ke dalam Geosite UNESCO Global Geopark dan menyimpan beragam potensi pariwisata dan ekonomi kreatif. Sehingga tidak heran jika desa ini meraih predikat 50 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
ADWI sendiri adalah salah satu program utama yang dijalankan oleh Kemenparekraf/Baparekraf. Melalui program ini diharapkan mampu mewujudkan visi Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mendongkrak pembangunan daerah.
Baca juga:
Sahila Hisyam Terpilih Sebagai Brand Ambassador B Clinic Slimming & Aesthetic
Menparekraf Sandiaga pun menjelaskan bahwa 50 desa wisata yang terpilih meraih predikat desa wisata terbaik ini merupakan prototipe dari tren pariwisata era baru. Dimana kualitas dan keberlanjutan lingkungan menjadi fokus utamanya.
“Selama ini ekonomi kita berkembang tapi ada peningkatan kesenjangan. Desa wisata ini kita yakini bahwa no one would left behind, semua akan kita perhatikan, semua harus kita sentuh, dan desa wisata ini adalah prototype pariwisata nature and culture, berbasis alam dan budaya,” jelasnya.
Untuk menuju Desa Wisata Huta Tinggi dapat ditempuh dengan menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Ajibata ke Ambarita selama kurang lebih 40 menit. Dan dilanjutkan dengan jalur darat kurang lebih satu jam.
Baca juga:
Vaksinasi Syarat Utama Kesuksesan Gelaran Mandalika WSBK 2021
Setibanya di desa dengan luas 1.200 hektare, wisatawan akan disuguhkan pemandangan hamparan perbukitan hijau serta panorama Danau Toba yang sangat cantik, kerbau pun berlalu-lalang di kawasan desa, sehingga suasana pedesaan yang asri nan sejuk dapat dirasakan di dalamnya. Desa ini juga berhadapan langsung dengan Gunung Pusuk Buhit yang masih dianggap sakral oleh Suku Batak hingga sekarang.
Salah satu keunikan dari Desa Wisata Huta Tinggi terletak pada homestay yang menggunakan rumah adat khas batak. Ternyata peminat wisatawan mancanegara khususnya dari Eropa jumlanya tergolong banyak. Dulunya rumah-rumah ini sempat ditinggalkan, lalu dimanfaatkan oleh pengelola desa untuk dijadikan homestay.