Tren pariwisata 2024 akan tertuju pada pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism). Pariwisata ramah lingkungan dan berkelanjutan banyak diminati wisatawan. “Pada 2017 dunia mencanangkan hari suistainable atau berkelanjutan di mana 82 persen menghormati warisan budaya. Selain itu kualitas pekerja lokal pariwisata mempunyai komitmen tinggi untuk menjaga warisan budaya,” kata Vitria Ariani, Pengamat Pariwisata sekaligus CEO & Founder Berbangsa.
Baca juga:
Garrya Bianti Yogyakarta Hadirkan Pengalaman Otentik Tak Terlupakan
Vitria Ariani mengatakan, contoh konkrit pariwisata berkelanjutan adalah desa wisata “Kalau mau belajar suistanable bisa belajar dari desa wisata. Desa Wisata, yang tadinya enggak dilihat, sekarang jadi destinasi yang dilihat banget. Ini terjadi saat pandemi COVID-19,” kata Vitria Ariani.
Sementara AB Sadewa, Corsec Panorama Group menuturkan ekonomi hijau itu bisa masuk dalam pendapatan pajak terkait dengan jual beli karbon dengan memanfaatkan tata laksana penerapan nilai ekonomi karbon yang betul.
“Sustainability memang gampang diomongin tapi ternyata sulit dikerjakan prakteknya, karena itu perlu komitmen bersama mewujudkan green tourism,” tutur Sadewa.
Baca juga:
Jangan Lewatkan Promo Menarik Dari #DiIndonesiaAja Travel Fair
Menurutnya, ada empat hal yang membuat kita memiliki komitmen untuk mewujudkan green tourism, pertama perubahan iklim dan pelestarian alam, kedua demand dari sisi market, ketiga regulasi, dan keempat kebutuhan industri.
Kegiatan ITO 2024 yang digelar Forwaparekraf bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang digelar Selasa (28/11/2023) itu juga sponsori oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan didukung oleh Jambuluwuk Hotels & Resto, Sari Ayu Martha Tilaar, Intiwhiz Hospitality Management, Bookcabin By Lion Group, Amaryllis Boutique Resort, Wings Group, dan MEG Cheese.