Sementara itu, dari sisu peningkatan kapasitas SDM di destinasi super prioritas, Mendikbud Nadiem juga berupaya untuk mendukung kemampuan dan peningkatan fasilitas sekolah-sekolah. Lantaran SDM pariwisata yang berkuliatas dapat mendukung sektor pariwsata dan ekonomi kreatif.
“Kami bersemangat untuk mendukung, baik Kemenparekraf atau Kementerian BUMN dari berbagai aspek terutama pendidikan baik peningkatan fasilitas di Politeknik, Universitas hingga SMK yang bisa mendukung pariwisata dan pengembangan ekonomi lokal di daerah destinasi prioritas,” ujarnya.
Baca juga:
Berlliana Lovell Kolaborasi Bersama Dycal Rilis Single Love Delivery
Terkait program Free Covid Corridor atau travel koridor, Menparekraf menjelaskan bahwa program tersebut masih dalam tahap finalisasi. Dan pihaknya tidak ingin terburu-buru karena membutuhkan koordinasi dengan K/L hingga pemerintah daerah khususnya Bali untuk memastikan kesiapan secara matang sebelum wisatawan mancanegara datang ke Indonesia.
“FCC dalam tahap finalisasi, kita harus benar-benar memastikan aspek kesehatan karena ini sangat utama. Terkait dengan kesiapannya, kami sudah berkoordinasi dengan Kemlu, Duta Besar, Satgas COVID-19, dan K/L lain. Namun kita harus berhati-hati membuat kesimpulan karena datanya ini dan kita persiapkan untuk membangkitkan ekonomi kembali karena pariwisata yang akan dibuka bakal menggeliat,” ujarnya.
Baca juga:
Djooky Music Awards, Idola Musik Baru Asia dan Dunia
Menparekraf Sandiaga Uno juga menjelaskan ada beberapa negara yang potensial untuk dilakukan penerapan FCC, mulai dari Tiongkok, Singapura, Malaysia, India, dan beberapa negara Eropa seperti Inggris, Jerman, serta Belanda.
“Namun semua kita tampung dulu dan belum kita putuskan. Setelah kita persiapkan lebih detail akan lakukan langkah koordinasi dengan masing-masing negara untuk mencoba membuka FCC dengan penerapan protokol yang tepat dan disiplin,” ujarnya.