Medha.id. Bila kita mendengar kata Banyumas, tentu ada banyak hal yang terlintas, salah satunya adalah kulinernya yang menggugah selera. Tidak salah tentu, mengingat Kabupaten Banyumas menyimpan segudang kuliner, baik makanan utama hingga cemilannya. Sebut saja bila kita singgah di Sokaraja, disana kita langsung dapat menemui Soto Sokaraja yang sangat khas dengan sambal kacang, dan tentu yang tidak kalah adalah Getuk gorengnya. Tapi Kabupaten Banyumas juga menyimpan atraksi pariwisata lainnya, yaitu Kain Ecoprint.
Baca juga:
Menikmati Kopi Arabika Khas Posong di Two Heart
Bruwun artinya memetik, mengunduh, atau memanen. Bahasa ini banyak dipergunakan masyarakat Jawa pedalaman khususnya di daerah pegunungan. Sedangkan alas artinya hutan.
Bruwun Alas di Desa Notog Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas berada di ladang pertanian tepi Jalan Raya Notog dan aliran Sungai Logawa yang kelak akan dikembangkan wisata air berupa kapal pesiar wisata milik Pemkab Banyumas.
Baca juga:
Palawi Risorsis Tawarkan Sensasi Off-Road Kaki Gunung Selamet
Bruwun Alas Education dibuat oleh masyarakat Desa Notog untuk digunakan sebagai sarana edukasi di alam bebas. Salah-satu edukasi dan hasil kerajinan tangan yang dihasilkannya adalah kain ecoprint.
Kain ecoprint tidak sama dengan batik tulis karena prosesnya lebih ringkas. Bahan-bahan cetaknya terdiri dari dedaunan yang punya kandungan tannin tinggi penghasil warna alami (warlami) seperti daun jarak, daun jati, daun lanang atau pongporang, serta jenis rumput-rumputan.
Baca juga:
Posong Menawarkan Keindahan Hamparan 8 Gunung Sekaligus
“Bruwun Alas dikembangkan oleh ibu-ibu Desa Notog yang antusias memperkenalkan potensi desanya. Juga Bruwun Alas akan menjadi bagian destinasi wisata air yang akan dibangun dermaga sungai di wilayah ini,” cetus Ketua Dekranasda Kabupaten Banyumas Erna Sulistyawati Husein.
Kepala Desa Notog Adis Hadi Soewignyo turut menegaskan bahwa Bruwun Alas dibuat oleh ibu-ibu desanya sebagai kader perak yakni penerus semangat Ibu Kartini untuk terus berkarya.
HAM Overland de Java Bentuk Nyata Peduli Pariwisata
Di depan peserta HAM Overland de Java, secara aklamasi dan seremonial diresmikan Bruwun Alas Education sebagai spot wisata edukasi membuat kerajinan kain ecoprint. Peserta HAM Overland de Java juga diberi kesempatan mencoba pembuatan kain ecoprint.
Baca juga:
Media Mendukung Pertumbuhan Industri Perhotelan dan Pariwisata Daerah
Proses pembuatan kain ecoprint sendiri yang diajarkan di Bruwun Alas proses pengerjaan sebagai berikut:
1.Merendam kain dengan tawas dan air cuka untuk mengawetkan bahan pewarna yang kelak dipakai serta mengeluarkan maksimal zat tannin daun sebagai warna alami.
2.Atur dan susun dedaunan di atas kain untuk proses pencetakan. Posisi tulang daun harus berada di bawah.
3.Setelah daun disusun sesuai selera, gulung rapat secara perlahan agar tidak bergeser posisinya. Kemudian ikat kencang gulungan kain tersebut dengan menggunakan tali.
4.Gulungan kain dikukus selama dua jam lebih.
5.Buka gulungan kain yang telah direbus, angkat daun-daunnya, kain ecoprint diangin-anginkan, siap pakai. “Bahan baku daun untuk ecoprint tersedia di Bruwun Alas dan tinggal memetik saja,” tukas Ketua Dekranasda Kabupaten Banyumas Erna Sulistyawati Husein yang juga istri dari Bupati Banyumas Achmad Husein.